Puisi : Gerah!
Semilir angin menerpa wajahku
Rasa rileks dan segar menjalari tubuhku
Tapi itu hanya ilusi
Aku terjebak dalam oven berpenghuni
Belasan buku mengayun tanpa harmoni
Pesona matahari tak terkalahkan
Awan tak berani menghalangi kali ini
Angin terlalu takut untuk muncul
Benci melihat atap kelas kami
Menjalari pesonanya sampai menembus
ventilasi
Tak perduli makna dari ilmu
Jam terlalu bosan kupandangi
Buku terlalu malas ku ayunkan
Keringat tak sabar pula mengantri
Panas.. gerah..
Ac.. kipas angin.. pulang..
Hanya itu pintaku..
Cerpen : Kreeeekk!! Praaaanng!! Byur…
Pilihan
pertama : aku dikeluarkan, yang kedua : aku akan mendapat hukuman yang sangat
berat–dipertandingkan ke fear factor misalnya, atau ketiga : secara ajaib aku
terbebas dari semua ini tanpa hukuman. Sebenarnya ada yang keempat, namun
setelah kucubit diriku berulang-ulang, pilihan itu lenyap–aku tidak sedang
bermimpi.
Aku
benar-benar terjebak disini, mati kutu. Bukan, bukan ditempat yang gelap dan
banyak sarang laba-labanya. Tapi ditempat yang terang, nyaman, dan ditemani
ribuan kertas dan dokumen–ruang BK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar